Rabu, 06 November 2019

Topologi Wireless, Mikrotik, Kabel UTP dan Share DNS, DHCP, Web Linux Debian


Topologi Wireless, Mikrotik, Kabel UTP dan Share DNS, DHCP, Web Linux Debian




Assalamu'alaikum wr. wb.
Atas tugas mapel ASJ (Administrasi Jaringan Server) topologi diatas dibuat dengan menggunakan Ms. Visio 2016, dengan ketentuan :

1. 1 Server dengan 3 linux didalamnya
2. 2 Client dapat tehubung ke kabel utp pada router menggunakan konfigurasi IP DHCP
2. 2 Client dapat tehubung ke access point dan tentunya menggunakan konfigurasi IP DHCP
3. Dalam konfigurasinya access point disetting Bridge, yaitu IP DHCP nya diperoleh langsung dari linux

Disusun Oleh :
Nama : Neli Widiastuti
Kelas : XII TKJ 1
No     : 28

Terimakasih
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Topologi Wireless dan Share DNS, DHCP, Web Linux Debian


Topologi Wireless dan Share DNS, DHCP, Web Linux Debian



Assalamu'alaikum wr. wb.
Atas tugas mapel ASJ (Administrasi Jaringan Server) topologi diatas dibuat dengan menggunakan Ms. Visio 2016, dengan ketentuan :

1. 1 Server dengan 3 linux didalamnya
2. 2 Client dapat tehubung ke access point dan tentunya menggunakan konfigurasi IP DHCP
3. Dalam konfigurasinya access point disetting Access Point

Disusun Oleh :
Nama : Neli Widiastuti
Kelas : XII TKJ 1
No     : 28

Terimakasih
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Sabtu, 07 September 2019

Topologi 3 Linux dengan (DHCP, DNS, Web Server)



Topologi 3 Linux dengan (DHCP, DNS, Web Server) 





Assalammu'alaikum wr.  wb.
Atas tugas mapel ASJ (Administrasi Jaringan Server) topologi diatas dibuat dengan menggunakan Ms. Visio 2016, dengan ketentuan :

  1. 1 server dengan 3 linux didalamnya
  2. 5 client terhubung ke hub dengan menggunakan konfigurasi IP static namun juga dapat menggunakan konfigurasi IP DHCP
  3. 3 client yang lain terhubung ke access point dan tentunya menggunakan konfigurasi IP DHCP

Disusun oleh : 
Nama : Neli Widiastuti
Kelas : XII TKJ 1
No     : 28

Terimakasih,
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Rabu, 15 Mei 2019

Teori Dynamic Route


Routing dinamis adalah routing yang dilakukan oleh router dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang dibuat. Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis membuat jalur routing yang baru. Routing dinamis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputer dalam TCP/IP Protocol Suites.



Routing dinamis memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
  1. Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (jaringan yang berada di bawah kendali router tersebut).
  2. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
  3. Jika terdapat penambahan suatu network baru, maka semua router tidak perlu mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan yang akan mengkonfigurasi ulang.

Routing dinamis memiliki kerugian routing dinamis adalah sebagai berikut:
  1. Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada setiap waktu tertentu.
  2. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table memakan waktu lama karena router akan melakukan broadcast ke semua router sampai ada IP table yang cocok. Setelah konfigurasi selesai, router harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang tersedia.

Seiring perkembangan sejarah jaringan komputer, sudah banyak macam-macam protokol dalam routing dinamis yang diterapkan saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • RIP (Routing Information Protocol)

RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default. Oh iya, coba simak dulu pembahasan kami seputar fungsi routing table pada router agar Anda paham maksud dari paragraf ini.
Routing ini menggunakan algoritma distance vector. Metric yang dilakukan berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik. Jika hop count lebih dari 15, maka paket datagram akan dibuang. Update routing akan dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • RIPv1 (RIP versi 1)

  1. Hanya mendukung routing class-full
  2. Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam data perbaikan routing
  3. Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
  4. Adanya fitur perbaikan routing broadcast

  • RIPv2 (RIP versi 2)

  1. mendukung routing class-full dan class-less
  2. info subnet dimasukkan dalam data perbaikan routing
  3. mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
  4. perbaikan routing multicast

Secara umum, RIPv2 tidak berbeda jauh dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang diberikan antar router. Pada RIPv2, informasi yang dipertukarkan terdapat autentifikasi. Masih ada persamaan RIPv2 lainnya dengan RIPv1, diantaranya:
  1. Distance Vector Routing Protocol
  2. Metric berupa hop count
  3. Max hop count adalah 15
  4. Menggunakan port 520
  5. Menjalankan auto summary secara default

  • IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems Inc. Tujuan utama penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Protokol routing ini menggunakan algoritma distance vector. IGRP menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Pada IGRP, routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu, sistem IGRP sudah mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan tersebtu diantaranya: load, delay, bandwitdh, realibility. Karena protocol ini diciptakan oleh Cisco, maka di dalam kumpulan perintah dasar Cisco terdapat perintah untuk mengatur protokol ini.
  • OSPF (Open Short Path First)

OSPF adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah router Cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan IGRP. jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika jaringan yang dikelola adalah jaringan besar, maka OSPF adalah pilihan satu-satunya. OSPF ini adalah sesuatu yang disebut route redistribution, yaitu sebuah layanan penerjemah antar routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma link-state yang disebut algoritma Dijkstra / SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. Update routing akan dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
  • EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. Broadcast-broadcast EIGRP di-update setiap 90 detik ke semua router EIGRP yang berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan komputer yang besar. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
  • BGP (Border Gateway Protocol)

BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan “distance vector exterior gateway protocol” yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dari trafik internet antar autonomous system.

Teori Static Route

Static Route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian.



          Lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routingtable secara dinamis dengan router-router lainnya. Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure untuk mengarah kepada default route atau default gateway aga rcocok dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa routing table danmenentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP addresstujuan yang ada dalam header IP paket. 
        Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routingtable, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk ituadalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar. Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepadarouter. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada padarouting table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya keluar interface dari router yang mempunyai status up and up pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.


Keuntungan static route:
  1. Static route lebih aman disbanding dynamic route
  2.  Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.Kerugian:

 Kekurangan static route:
  1.  Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jikaterdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
  2. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual


Kamis, 09 Mei 2019

Topologi 2 Lantai, 6 Ruagan dengan Routing OSPF-EIGRP


Kerja Proyek
Kompetensi Keahlian
Topik  : Topologi 2 Lantai, 6 Ruagan dengan Routing OSPF-EIGRP

Mata Pelajararn : Administrasi Instalasi Jaringan
Kode      :  -
Teknik Komputer & Jaringan
Waktu    :  4 x 45 menit
Tingkat / Kelas
Tanggal  :  25 April 2019
XI Semester 2



Topologi 2 Lantai


1. Topologi 2 lantai ini saya desain dengan menggunakan :

Router 2811
7 buah
Switch 2950-24
6 buah
PC/Client
18 buah
Wireless WRT300N
2 buah
2.  Yang dimana saya hubungkan masing-masing dengan menggunakan kabel staright untuk perangkat yang berbeda (router-switch), dan kabel cross untuk perangkat yang sama (router-router).
Gambar :


3. Untuk lantai 1 saya atur dengan menggunakan routing EIGRP (eigrp 10)
4. Lantai 2 saya atur dengan menggunakan routing OSPF (ospf 1,2,3,4)
5. Untuk router ke 7 atau penghubung lantai 1 dan 2 menggunakan redistribute EIGRP-OSPF


6. Jika sudah selesai lakukan pengujian dengan cara mengeping sesama pc di command prompt, jika sudah TTL maka konfigurasi berhasil. Selanjutnya


7. Lakukan pengecekan lagi dengan cara memberi pesan ke semua nya, jika sudah successfull maka telah berhasil sempurna. 

Konfigurasi Routing Dinamis Pada Cisco Packet Tracer




 Form 12-POS7.5.1.b
JOB SHEET
Kompetensi Keahlian
Topik  : Konfigurasi (OSPF Multi Area) Dinamic Routing Cisco Packet Tracer

Mata Pelajararn : Administrasi Instalasi Jaringan
Kode      :  -
Teknik Komputer & Jaringan
Waktu    :  4 x 45 menit
Tingkat / Kelas
Tanggal  :  11 April 2019
XI Semester 2


a.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1.      Siswa dapat mengetahui Aplikasi Cisco Packet Tracer
2.      Siswa dapat mengetahui cara Konfigurasi Routing Dinamis
3.      Siswa dapat memahami konsep dasar router pada Routing Dinamis

b.   Alat dan Bahan
1.      Laptop
2.      Aplikasi “Cisco Packet Tracer”

c.    Kesehatan dan Keselamatan  Kerja
1.      Memakai wearpack
2.      Berdo’a sebelum pemanasan
3.      Melakukan pemanasan
4.      Melakukan praktikum sesuai prosedur

d.   Langkah Kerja 
1.      Pertama, bukalah aplikasi software “Cisco Packet Tracer”
2.      Kemudian buatlah topologi sesuai keinginanmu
3.      Untuk perangkatnya dibutuhkan :

Alat
Jumlah
Router 2811
4 buah
Switch 2964
4 buah
PC/Client
8 buah
4.  Kemudian sambungkan semua perangkat hingga terhubung satu sama lain dengan   menggunakan kabel straight untuk perangkat yang beda (Switch to PC or PC to PC), dan     kabel cross untuk perangkat yang sama (Router to Router).


5.      Langkah Konfigurasi
  Konfigurasi Switch
a.       Buat IP untuk masing-masing Gedung, dari IP ini dilanjutkan ke IP PC 8 buah
Note :
Gedung A = IP network 40.30.40.0 gateway 40.30.40.1
Gedung B = IP network 50.30.50.0 gateway 50.30.50.1
Gedung C = IP network 60.30.60.0 gateway 60.30.60.1
Gedung D = IP network 70.30.70.0 gateway 70.30.70.1

b.      Pada switch kita harus melakukan penggabungan dalam mode trunk
Note :




     Konfigurasi PC/Client

a.       Isikan IP ke masing-masing PC tergantung dalam Gedung mana PC itu berada, contoh :
PC
IP
Gateway
Subnet mask
PC 0
40.30.40.11
40.30.40.1
255.255.255.0
PC 01
40.30.40.12
40.30.40.1
255.255.255.0
PC 02
50.30.50.11
50.30.50.1
255.255.255.0
PC 03
50.30.50.12
50.30.50.1
255.255.255.0
PC 04
60.30.60.11
60.30.60.1
255.255.255.0
PC 05
60.30.60.12
60.30.60.1
255.255.255.0
PC 06
70.30.70.11
70.30.70.1
255.255.255.0
PC 07
70.30.70.12
70.30.70.1
255.255.255.0



*  Konfigurasi Router
a.       Pada router yang berada di tengah (terdapat 2 router) tambahkan port agar sesama router/switch/pc terhubung satu sama lain. Dengan cara :
1.        Klik 2 kali pada router 01 dan 02, masuk ke tab Physical lalu turn off kan dulu routernya, masuk ke WIC-1ENET, drag ke area yang kosong cukup 1 saja. Lalu jangan lupa turn on kan lagi routernya.

2.    Lalu otomatis router tersebut akan tertambah ethernet sendiri, disini tertulis eth0/3/0

b.       Beri IP dan Subnet mask pada setiap port di masing-masing router.


Router
Port
IP dan Subnet mask
Router 0
     Interfaces Fa0/0 
      IP : 10.30.10.1
      SM : 255.255.255.0
Router 01
     Interfaces Fa0/0
      IP : 10.30.10.2
      SM : 255.255.255.0
     Interfaces Ethernet0/3/0 
      IP : 20.30.20.1
      SM : 255.255.255.0
Router 03
     Interfaces Fa0/0 
      IP : 20.30.20.2
      SM : 255.255.255.0
     Interfaces Ethernet0/3/0
      IP : 30.30.30.1
      SM : 255.255.255.0
Router 04
     Interfaces Fa0/0
      IP : 30.30.30..2
      SM : 255.255.255.0
c.       Lakukan konfigurasi utama di masing-masing Router dengan cara :
1.     Daftarkan terlebih dahulu IP ke masing-masing port di routernya
Note : Router 0
Router > en
Router # config t
Router (config) # int fa0/0
Router (config-if) # ip address 40.30.40.1 255.255.255.0, lalu enter
Router (config-if) #exit
Router (config) # int fa0/1
Router (config) # ip address 10.30.10.1 255.255.255.0, lalu enter
2.     Daftarkan selanjutnya routingan statis nya dengan menggunakan perintah “Router Ospf 1”
Note : Router 0
Router (config) #Router Ospf 1
Router (config-if) # 10.30.10.0 0.0.0.255 area 1
Router (config-if) # 40.30.40.0 0.0.0.255 area 1


Router
Gambar
Router 0
















Router 1


Router 2






Router 3



6.     Lakukan pengecekan dengan cara menge-ping di command prompt, jika sudah TTL maka       berhasil


7.      Lakukan pengecekan dengan cara mengirim pesan antar PC atau PC ke router dan sebaliknya. Jika successfull maka konfiurasinya selesai.



      e.      Pertanyaan
1.      Jelaskan pengertian Routing Dinamis!
2.      Apa kelebihan saat mengkonfigurasi dengan menggunakan mode routing dinamis?
3.      Apa kekurangan saat mengkonfigurasi dengan menggunakan mode routing dinamis?
4.      Apa perintah dasar untuk merouting pada router?
5.      Jelaskan langkah-langkah konfigurasi routing dinamis singkat?


Pati, 18 Juli 2019
                                                                                                            Guru Mata Pelajaran



                                                                                                       ROMO SUPARNO M., M. Kom